Jumat, 27 Maret 2015

Segudang Misteri dari Dukuh Wanagopa


Dukuh Wanagopa terletak di Desa Kreman, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal. Berjarak ± 4,5 KM di barat daya pusat Kecamatan Warureja. Dukuh Wanagopa juga berada di perbatasan antara Kecamatan Warureja dan Suradadi.
Letak yang strategis dengan tiga sungai yang mengalir di dalamnya, antara lain :  Sungai Kunci, Sungai Pedati, dan Sungai Jimat, membuat mayoritas penduduk Dukuh Wanagopa memilih bekerja sebagai petani.

Dukuh Wanagopa memiliki salah satu peninggalan sejarah yaitu Makam Kyai Hasan atau yang dikenal warga setempat dengan nama Mbah Wana. Menurut sejarah, Kyai Hasan merupakan anak kedua dari Pangeran Diponegoro dari istri keempatnya, yaitu Raden Ayu Manduretno. Kyai Hasan memiliki nama lain Raden Mas Raib atau Pangeran Hasan. Pada saat perang Diponegoro berlangsung Kyai Hasan berumur 9 tahun, beliau sering membantu ayah dan kakak kandungnya yang bernama Mas Joned. Akhirnya mereka ditangkap oleh pihak Belanda pada tanggal 18 Maret 1830 dan diasingkan ke Ambon. Namun pada tahun 1848, Kyai Hasan pun kembali ke tanah Jawa atas seizin Van den Bosch, kemudian beliau mengembara sembari menyebarkan agama Islam di sekitar lereng Gunung Slamet, dan sampailah di sebuah Desa yang ketika itu sudah dibangun oleh Mbah Ibrohim seorang pendatang dari Desa Bumiharja pada tahun 1870. Kemudian desa itu diberi nama Wanagopa. Menurut Bapak Abdul Salam, S.Ag sejarawan wanagopa mengatakan bahwa Wanagopa berasal dari dua kata yaitu Wana dan Gopak. Wana berarti hutan dan Gopak berarti petak, jadi disimpulkan bahwa Wanagopa dibuat dengan menebang hutan secara berpetak-petak. Selain itu nama Wanagopa merupakan bentuk penghargaan Mbah Ibrohim kepada Kyai Hasan/Mbah Wana. Disisa hidupnya Kyai Hasan menghabiskan waktunya dengan mendekatkan diri pada Allah. Pada tahun 1896-an beliau wafat dan dimakamkan di Dukuh Wanagopa, Desa Kreman, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal. Tetapi beberapa pihak mengatakan bahwa Kyai Hasan meninggal di Panggung Tegal. Namun kenyataannya, makam Kyai Hasan sendiri berada di Dukuh Wanagopa, Desa Kreman.  

9 komentar:

endang suhendar mengatakan...

Assalamu'alaikum, terimakasih atas tulisannya. Saya salah satu keturunan Pangeran Diponegoro dari Pangeran Djonet / Raden Mas Jonet kakak kandung dari Kyai Hasan / Pangeran Hasan / Raden Mas Roub/Raib, kebetulan sedang melacak keturunan Kyai Hasan. Apakah ada yang tahu mengenai keturunannya? ini nomor HP saya : 0856 7800 732, Facebook : https://www.facebook.com/endang.suhendar.988, Terimakasih, Wassalam

marzuqo mengatakan...

Assalamualaikum, terimakasih Infonya. Saya ingin tahu keturunan R. Mas Roub/ Pangeran Hasan. Apakah ada yang bernama Haji Ilyas/ Lebe Sawang. Menurut Cerita nenek dan keluarga nenek (dari pihak Ibu), Keluarga nenek masih keturunan T. Bahurekso dan P. Diponegoro dari Tegal. Nenek saya : Rochjati (Nyai Lebe) binti Tasumi binti Sholihin binti Lebe Sawang (Haji Ilyas/ Pengasuh Ponpes di Kebondalem Karangan Pemalang) sekitar th 1870-an. Mohon Infonya....

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum..terimaksih infonya.saya dri keluarga bin kasturi (kasturi bin Walim),beliau asli dukuh wanagopa..
Saya ingin informasi lebih, mohon informasi nya WA (08380903971),.. karena di info tersebut ada buyut saya,saya ingin tau lebih nya.. terimaksih..

Ustadz Syahid NM mengatakan...

Raden mas Raab/Raib/Raub atau setelah ayahnya menjadi Sulthan Abdulhamid herucokro sayidin panotogomo kalifaturasulillah ing tanah djawi beliau mendapat Gelar P.Hasan/Hasanmoebin beliau tidak pernah ditangkap belanda dalam tulisan belanda oorlog op java 1825-1830 dicetak tahun 1856 dikatakan bahwa yg dibuang di ambon tidak termasuk Radenmas Raab dikatakan beliau menjalani hidup fanatik (sufi)bersama kaji Ngisho dari penjebakan pangeran Diponegoro diMagelang itu selanjutnya dibawa keGrobogan lalu setelah menikah beliau keDemak memang beliau menjelajahi wilayah pantura menemui bekas2 laskar Ayahnya yg kebanyakan mereka berdakwah keberbagai daerah dg sandi2 kemuning dan sawo jajar dan banyak beliau membangun masjid dan padepokan2 diwilayah pantura yg lalu diserahkan pengelolaannya kepada bekas Laskar2 itu..mohon teliti..

Ustadz Syahid NM mengatakan...

Raden mas Raab/Raib/Raub atau setelah ayahnya menjadi Sulthan Abdulhamid herucokro sayidin panotogomo kalifaturasulillah ing tanah djawi beliau mendapat Gelar P.Hasan/Hasanmoebin beliau tidak pernah ditangkap belanda dalam tulisan belanda oorlog op java 1825-1830 dicetak tahun 1856 dikatakan bahwa yg dibuang di ambon tidak termasuk Radenmas Raab dikatakan beliau menjalani hidup fanatik (sufi)bersama kaji Ngisho dari penjebakan pangeran Diponegoro diMagelang itu selanjutnya dibawa keGrobogan lalu setelah menikah beliau keDemak memang beliau menjelajahi wilayah pantura menemui bekas2 laskar Ayahnya yg kebanyakan mereka berdakwah keberbagai daerah dg sandi2 kemuning dan sawo jajar dan banyak beliau membangun masjid dan padepokan2 diwilayah pantura yg lalu diserahkan pengelolaannya kepada bekas Laskar2 itu..mohon teliti..

Unknown mengatakan...

082322333012

Ustadz Syahid NM mengatakan...

Dan beliau cikal bakal desa Serkan kidul dari bahasa Turki bermakna keturunan bangsawan kidul(mataram)serkan merupakan sandi agar belanda tak mengetahui,juga agar anak cucu mengerti

Ustadz Syahid NM mengatakan...

Dan beliau cikal bakal desa Serkan kidul dari bahasa Turki bermakna keturunan bangsawan kidul(mataram)serkan merupakan sandi agar belanda tak mengetahui,juga agar anak cucu mengerti

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum...untuk desa Kreman sendiri saya belum tau mohon penjelasannya terimakasih....🙏🙏🙏

Jamiyahan Malam Minggu ala IRMAS IPNU & IPPNU Wanagopa

Malem minggu lubar isya, bocah sing biasane playonan jebule pada samper-samperan pan mangkat jamiyahan neng TPQ MNU, Nurus Shibyan. Sing me...